Minggu, 10 Februari 2013

IAD


BUDAYA YANG MENDORONG KEMAJUAN DAN YANG MENYEBABKAN KEMISKINAN
Makalah ini diajuhkan untuk memenuhi Tugas Individu pada Mata Kuliah IAD, IBD, dan ISD
Disusun Oleh:
1.     Khairunisa            (12530043)

Dosen Pembimbing
Sukirman. S.Sos, M.Si

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
                                               Jurusan  : Jurnalistik B

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2012-2013
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusunan tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca, mahasiswa,mahasiswi dapat mengetahui tentang kekerasa terhadap perempuan, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang dating dari diri penulis maupun yang dating dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “budaya yang mendorong kemajuan dan yang menyebabkan kemiskinan”. Yang bertujuan agar penulis serta mahasiswa dapat mengetahui betuk-bentuk budaya yang mendorong kemajuan dan yang menyebabkan kemiskinan
Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Sukirman, S.Sos, M.Si yang telah memberikan penulis tugas ini. Dan penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada orang tua yang telah banyak membantu serta teman-teman di sekitar kami yang telah memberikan dukungan agar agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan mahasiswa serta mahasiswi. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terimah kasih.

                                                                                                      Palembang, 01 Januari 2013

Penulis


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir semester pertama untuk mata kuliah IAD, IBD, ISD  yang diajarkan oleh Bapak Sukirman. S.os, M.Si. sebagai dosen pembimbing.Makalah ini mengambil topik tentang  Budaya yang mendorong kemajuan dan yang menyebabkan kemiskinan yang akhir – akhir ini semakin marak kasusnya baik di dalam maupun luar negeri. Perbincangan yang hangat  tentang Budaya yang mendorong kemajuan dan yang menyebabkan kemiskinan.
Dalam budaya manusia manusia tidak hanya menerima saja namun ia tetap mengembangkannya dan mengubahnya lebih lanjut. Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mampu menyeret manusia ke dalam jurang kemiskinan, budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri, peradaban, pabrik berap, udara yang penuh sunyi, kota yang kotor, kadang-kadang orang mengiring bahwa semakin maju berbudaya, semakin banyak dosa yang dibuat, sebaliknya semakin primitife budaya itu, semakin suci
Budaya yang masuk ke dalam wilayah manusia, selalu menyebabkan dunia menjadi manusiawi, yang akibatnya mengelolah tanah, membangun rumah dan sebagainya semua akan mendorong manusia untuk menbuat jarak dengan alam berarti mencaplok alam diri manusia.
Dan hal itu dapat menyebabkan kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal, sepanjang sejarah inonesia sebagai ntion state, sejarah sebuah Negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan. Kita selalu dibuat tertegun, prihati, dan sekaligus mengelus dada, saat membaca atau mendengar berita di berbagai media massa tentang kemiskinan di Indonesia. Bagaimana tidak, setiap tahunnya angka kemiskinan selalu menjadi kenyataan pahit dan yang menyedihkan.
Kemiskinan kemudian lebih sering digunakan untuk sekedar mendongrak popularitas. Data kemiskinan dipolisoter dan “diplintir” untuk menaikkkan pamor menjelang pemilu umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres), sementara rakyat yang berkubang dalam lumpur kemiskinan tetap saja sebagai penderita atau korban. Rakyat persisi sama dengan apa yang diutarakan oleh tokoh bangsa terkenal.
Sultan Syahrir. “aku cinta negeri ini dan orang-orangnya… terutama barangkali karena mereka selalu kukenal sebagai penderita, sebagai orang yang kalah. Jadi biasa saja, simpati kepada underdogs, orang-orang yang ditindas”.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman bagi manusia
b.      Apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan
c.       Apa yang menyebabkan terjadunya produktivitas

1.3  Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Memenuhi salah salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing pada mata kulia IAD, IBD, dAn ISD
b.      Menambah pengetahuan tentang budaya sebagai sarana kemajuan dan sebgai ancaman bagi mnusia
c.       Untuk mengetahui hal yang menyebabkan kemiskinan, pengertian kemiskinan, hal yang mendorong terjadinya kemiskinan
d.      Untuk mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya produktivitas
e.       Untuk mengetahui faktor yang menimbulkan terjadinya kemiskinan seperti:
a.       Terbatsnya sumber daya alam
b.      Terbatasnya sumber daya manusia
c.       Terbatsnya barang modal
d.      Rendahnya produktivitas rendahnya pendidikan 

BAB 11
PEMBAHASAN
2.1                        Budaya Sebagai Sarana Kemajuan dan Sebagai Ancaman Manusia
Pada abad ke-19 Filfus Hegel membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam budaya manusia tak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan berbuat demikian, akan terjadi jurang antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau ketersaingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus-menerus.
Van Peursen berusaha menjelaskan hal yang tampak serba bertegangan itu. Ia berkata “Dengan mengembagkan alam manusia memasukkan alam ke dalam dirinya sendiri”. Hal ini hanyalah dimungkinkan apabila ia sadar bahwa dirinya berbeda di luar alam. Karena mannusia tidak secara otomatis menyangkutkan diri dengan alam (tetapi melalui berbagai sasaran), ia pun berbudaya. Dengan demikian, mnusia mampu membuat ketegangan dengan alam dan dari ketegangan itu meletup api budaya.
Budaya masukkan dunia ke dalam wilayah manusiia, lalu menyebabkan dunia menjadi manusiawi. Akibatnya, manusia mengelolah tanah, membangun rumah dan kuil. Mempelajari gerakan bintang dan ederan musim. Singkatnya dunia menjadi halamaan gerak manusia. Semua mendorong alam dalam diri manusia.
Dalam pengalaman sejarah manusia, dikenal pula gekala-gejala budaya. Manusia mendambakn kehidupan bagsa primitive yang penuh dengan ritus, adat, dan hiasan. Manusia mulai jemudengan budaya yang serba emlelahkan dan ingin nikmati secara alami. Sekalipun bagsa primitive juga memiliki budaya, hal itu tidak begitu rumit dan melelahkan manusia. Kadang-kadang orang mengira bahwa semakin maju budayanya. Semakin banyak dosa yang di buat. Dan sebaliknya. Semakin primitive budaya itu, semakin suci.
Rousseau mengajak manusia kembali pada alam. (1750). Karena alam merupakan sesuatu yang ideal yang harus semakin didekati daan dicapai oleh manusia.
Dalam dunia moderan, bermunculan kecenderungan manusia (misalnya, kaum hippies dan kaum ala Rendra) untuk melarikan diri dari budaya dan kembali ke alam. Sehubungan itu. Klages (1930) menulis, budayaa meerupakan bahayaa bagi manusia sendiri. Peradaban, pabrik bersap, udara yang penuh bunyi, kota yang kotor, hutan yang semakin gundul, kediktatoran akal, dan budi yang tamak merupakan akibat dari budaya menurut Klages. Budaya itu menguasai, menyalahgunakan, menjajah, dan mematikan. Kekuatan budaya dapat dilihat dimana-mana. Klage juga menyimpulkan bahwa manusia memang tak dapat hidup tanpa budaya yang memuat ancaman bagi dirinya sendiri, sedangkan hidup secara alami yang penuh dengan berbagai jeis mistik hanya dapat diperoleh di luar bidang keberadaannya sebagai manusia.
Apa yang dikatakan leh Klages dan beberapa filosof lain memang ada benarnya. Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dam mampu menyeret manusia ke dalam jurang kerusakan. Sehubungan dengan itu. Freud dalam brosurnya berjudul Das Unbehage In Derkultur  (derita di dalam budaya) menjelaskan bahwa budaya dapat bersifat neurotis. Dalam brosurnya yang lain. Die Zukunft Einer Illussion (masa depan suatu ilusi) ia menerangkan bahwa sumber budaya terdiri atas nafsu birahi (eros) dan kedaruratan atau situasi kepepet. Yang pertama mendorongnya untuk bermasyarakat dan yang kedua mendorongnya untuk bekerja.
Freud menunjukkan bahwa segala usaha budaya manusia itu merugikan, karena menurut pandangannya yang vitalitas itu manusia adalah homo natura yang sudah selayaknya mencari kebahagiaannya di dalam alam dunia dan berharap akan bertemu dengan Tuhan.

A.    Budaya Membutuhkan Etika
Menurut Calvin, di dalam alam maupun budaya tersembunyilah bahaya, dalam menelaah alam dan budaya, manusia menentukan unsur dosa melihat di dalamnya. Sambil hidup di dalam budaya manusia pun mengambil jarak dari budaya tersebut. Inilah yang dalam bahasa jerman disebut Innerweltlinche Askese (betapa dalam dunia). Dengan demikian, seorang, seorang Calvin yang mengenal dan menjalani akses, tak menarik diri alam dunia. Calvin sendiri masih mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi penanganannya harus dilakukan dengan cara sederhana saja.
Sehubungan dengan itu, Hoender menyimpulkan bahwa budaya itu bagaimanapun merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai hal yang berharga harus dijahui. Budaya harus kita dekati, tetapi jika kita gegabah memandangnya, hal itu akan mengancam kelestarian kita ssendiri. Budaya di samping membawa kemuliaan, juga membawa laknat.
Budaya manusia dapat menaklukkan alam, tetapi budaya juga dapat merusak alam. Alam dan budaya merupakan dua kutup yang saling memerlukan dan memberi ruang kehidupan bagi manusia. Budaya yang meluas dan meningkat seperti halnya yang terdapat pada ilmu, cenderung membudaya bahayakan manusia sendiri yang menciptakan. Ekspansi yang hebat dari teknik menghasilkan imperialism teknik mengancam budaya susila. Contohnya, perkakas yang semula merupakan perpanjang tangann manusia, kemudian menyebabkan manusia masalah cenderung menjadi perpanjang perkakasnya, sehingga budaya dengan jitu imengancam manusia.
Hoenderdaal menunjukkan bahwa di masa sekarang kita dapat menghayati dua jenis ketidak manusiawian itu sekaligus. Seorang manusia dengan tata kerja robot dapat sekaligus hidup secara teknik dan etis pula. Untuk berkembangnya ruang hidup yang manusiawi, tak dapat ditempuh jalan yang mengagungkan budayawi saja ataupun yang alam saja, kedua-duanya harus ditempuh bersama, yakni alam dan budaya di mana budaya itu sendiri tak boleh ditempuh dengan teknik, tetapi harus dihayati dalam cakupan ilmu, etika, dan seni.
Sehubungan dengan itu, filosof Perancis Albert Schweizer pernah mengatakan bahwa mengembangkan budaya tanpa etika pasti membawa kehancuran. Oleh sebab itu, dianjurkannya agar kita memperjuangkan mati-matian unsure etika di dalam mendasari budaya.

2.2                        Produktivitas
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal dan tenga kerja. Tambahan satu unit modal tenaga kerja akan mnambah kuantitas output produksi. Artinya bila sejumlah modal atau tenaga kerja dilibatkan dalam proses suatu produksi, akan dihasilkan tambahan hasil produksi sejumlah tertentu.
Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, semakin menungkat pula produksi. Hanya saja apabila penggunaan tenaga kerja telah mencapai puncaknya. Dalam arti penambahan tenaga kerja sudah tidak efektif lagi. (walaupun ada tambahan tenaga kerja tetapi tidak mempengaruhi terhadap tambahan produksi), diperlukan penambahan modal.
Begi pula sebaliknya sejumlah modal hanya dikerjakan oleh tenaga kerja di bawah batas yang diperlukan, sehingga modal itu belum berproduksi sesuai dengan kapasitasnya. Jadi, ada keterkaitan antara modal dan tenaga kerja sebagai factor-faktor produksi. Pemanfaatan tenaga kerja di sini bukan sekedar dilihat dari segi kuantitasnya, tetapi harus dilihat dari kualitasnya. Keahlian atau keterampilan tenaga kerja dalam memainkan barang modal untuk menghasilkan produksi dapat menentukan output produksi. Untuk memperoleh produktivitas yang optimal digunakan faktor-faktor produksi (modal, sumberdaya manusia, dan alam) secara optimal pula, tanpa mengabaikan pertimbangan antara faktor produksi itu. Apabila tidak dipergunakan sesuai dengan kapasitasnya, modal akan mengurangi keuntungan Karena modal mengalami penyusutan. Begitu juga sumber daya manusia apabila tidak dipergunakan akan menimbulkan masalah-masalah sosial, di samping juga upah-aset yang tidak produktif.
Produktivitas dapat dicapai apabila tiap faktor produksi dapat berproduksi sesuai dengan kapasitasnya.
Untuk menaikkan produktivitas barang modal adalah dengan mempergunakan teknologi modern, dan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan, latihan serta alih teknologi. Banyak sekali sumber daya manusia yang tidak produktif hanya karena mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Untuk itu pendidikan dan latihan yang berorientasi pada perwujudannya manusia mndiri sangat diperlukan.

2.3                                            Kemiskinan
            Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok, seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, kemiskinan merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga ia mengalami kesesahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya (siswanto, 1988) kemiskinan bagaikan penyakit yang diberantas. Namun upaya memberantas tidak selalu membawa hasil karena masalah memang kompleks.
            Chambers dalam Nasikum, mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu integrade concept yang memiliki lima dimensi yaitu:
1.      Kemiskinan (poverty)
2.      Ketidakberdayaan (powerless)
3.      Kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency)
4.      Ketergantungan (dependence)
5.      Dan ketersaingan (isolation)
            Menurut Chambers, kemiskinan dapat dibagi menjadi empat bentuk:
1.      Kemiskinan Absolut
Bila pendapatnya di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
2.      Kemiskinan Relatif
Kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.
3.      Kemiiskinan Kultural
Mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar.
4.      Kemiskinan Struktural
Situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu system sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi kerap menyebabkan suburnya kemiskinan
            Menurut Salim, ciri-ciri kemiskinan adalah;
1.      Rata-rata tidak mempunyai faktor produsi sendiri seperti tanah, modal, peralatan kerja, dan keterampilan.
2.      Mempunyai tingkat pendidikan yang rendah
3.      Kebanyakan bekerja atau berusaha sendiri dan bersifat usaha kecil (sector informal), setengah menganggur atau menganggur (tidak bekerja).
4.      Kebanyakan berada di perdesaan atau daerah tertentu perkotaan (slum area)
5.      Kurang kesemopatan untuk memperoleh 9dalam jumlah yang cukup): bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, fasilitas kesehatan, air minum, pendidikan, angkutan, fasilitas, komunikasi, dan kesejahteraan sosial lainnya.
            Untuk mangatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks masalahnya. Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang tiap faktornya memerlukan penaganan khusus.
A.    Terbatasnya Sumber Daya Alam
            Sumber daya alam pada hakikatnya adalah karunia Tuhan. Sumber daya alam adalah semua benda yang merupakan hadiah alam, baik yang ada di permukaan tanah atau yang tersimpan di dalamnya untuk dipergunakan dalam proses produksi (Soelistio 1948)
            Sumber daya alam bukanlah pilihan atau buatan manusia tetapi sudah tersedia di bumi. Dan manusia dapat mengambil manfaat darinya. Tanah yang subur atau kaya bahan tambangnya, misalnya bukanlah dibuat atas kehendak manusia. Kalau sumber daya alami ini buatlah seseorang atau bangsa, tentu Negara yang miskin sumber daya alam akan berusaha untuk membuatnya. Sumber daya ala mini merupakan salah satu ukuran kekeyaan suatu bangsa atau Negara. Walaupun begitu bukan berarti bahwa bangsa atau Negara yang menyimpan banyak sumber daya alam akan menjadi makmur. Tentu tidak, hal ini masih memerlukan pengelolahan yang baik. Pengelolahan yang kurang baik, selain tdak dapat memberikan manfaat yang optimal, juga tidak dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
            Sumber daya ala mini, ada yang dapat diperbaruhi seperti kekeyaan hutan yang berupa flora dan faunanya, dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi seperti minyak bumi, emas, nikel, baja, dan sebagainya. Sehingga untuk kelestarian sumber daya alam ini perlu adanya konservasi dan aturan untuk mengelolah sumber daya alam ini
            Pengelolahan yang baik akan memberikan kemakmuran, sedangkan kemakmuran merupakan ukuran tingkat kesejahteraan suatu bagsa.

B.     Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Bahwa sumber daya alam tidak dengan sendirinya menjadi sediaan yang berlangsung bermanfaat untuk menutupi kebutuhan hidup manusia. Banyak sumber daya alam yang memerlukan pengelolahan. Tentu dalam hal ini manusia sebagai subjeknya harus mampu mengelolahnya. Sumber daya alam yang tidak pernah dijamah oleh manusia, selamanya tidak akan pernah member manfaat. Kelangkaan sumber daya manusia ini pada suatu daerah atau Negara menyebabkan sumber daya alamnya tidak dapat dikelolah dengan sempurnah.
Di daerah atau Negara yang sumber daya manusianya sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia tetap tidak menikmati sumber daya alam itu. Sebagai contoh, daerah jawa yang tanahnya subur dan kayak an sumber daya alam, tidak dapat menberikan manfaat yang optimal karena belum dikelolah dengan baik. Untuk mengelolah sumber daya alam itu, diperlukan tenaga manusia maka dengan transmigrasi sumber daya alam itu dapat dikelolah dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

C.     Terbatasnya Barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak tepat berbuat banyak. Kalupun suatu Negara cukup kaya sumber daya alam dan cukup tersedia sumber daya manusia, tetapi apabila tidak mempunyai barang modal, kekayaannya itu belum bisa diambil menfaatnya. Karena barang modal merupakan alat untuk mengelolah kekeyaan yang dimiliki. Bagaimana sumber daya manusianya dapat berbuat kalau alamnya tidak ada? Barang modal sebagai faktor produksi harus ada di samping sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hilangnya salah satu dari ketiganya komponen itu menyebabkan tidak berjalannya produksi.
D.    Rendahnya Produktivitas
Kemiskinan suatu Negara dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas sumber daya manusia dan barang modal. Sumber daya manusia yang dimilikinya tidak mampu banyak berbuat untuk mengejar ketinggalannya dari Negara maju, karena memang produktivitasn nya sangat rendah. Begitu juga kondisi barang modal yang dimiliki sangat sederhana sehingga produktivitas sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan rakyatnya, sehingga ia selalu berada dalam kekurangan. Agar sumber daya alam itu tidak musnah seperti bahan tambang yang tidak diperbaruhi, penggunaannya diatur pada batas-batas tertentu agar tidak habis dalam waktu yang relative singkat. Adapun sumber daya alam yang dapat diperbaruhi harus tetap dijaga kelestariannya, misalnya dengan mengadakan reboisasi dan konservasi. Peladang yang berpindah-pindah yang menebangi hutan sangat merugikan dari segi konservasi lahan karena dapat menyebabkan erosi, banjir harus ditekan dengan kemungkinan mereka pada tempat yang tetap.
Bintang atau tumbuh-tumbuhan yang sudah mulai langka dipayakan untuk dikonservasikan di cagar alam atau suaka alam. Upaya ini dimaksudkan untuk menjaga ekosistem dan memelihara kelestarian spesies dan gen yang pada masa mendatang sangat diperlukan. Punahnya satu kelompok, baik itu dari bintang atau tumbuh-tumbuhan mengakibatkan rusaknya ekosistem yang pada gilirannya dapat merugikan kehidupan manusia masa dating.
Di samping itu dengan kemajuan bioteknologi tumbuh-tumbuhan  maupun bintan ng diharapkan dapat menyumbangkan gen-gennya bagi keperluan rekayasa genetika. Dari gen tersebut, diupayakan pengembangkan sumber daya alam yang lebih unggul dibandingkan induknya, baik melalui pengembangandari jenis yang sama maupun dengan cara silang (pengembangan gen dari jenis berbeda).

E.     Rendahnya Pendidikan
Seringkali kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyat. Di negara maju tingkat pendidikan rakyatnya cukup tinggi, sebaliknya di Negara miskin tingkat pendidikan rakyatnya sangat rendah. Itulah sebabnya, sumber daya manusianya tidak mempunyai keahlian atau keterampilan yang cukup berperan dalam pembangunan bangsanya. Usaha untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya teratur dengan belum tersedianya sarana dan dana. Sebaliknya, kalau tidak diusahakan peningkat katan keterampilan atau kecakapan rakyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah tersedia tenaga-tenaga terampil dan berkemampuan untuk menggerakkan bangsa dan negarannya.
           


BAB 111
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Budaya masukkan dunia ke dalam    wilayah manusia, lalu menyebabkan dunia menjadi manusiawi. Akibatnya, manusia mengelolah tanah, membangun rumah dan kuil. Mempelajari gerakan bintang dan ederan musim. Singkatnya dunia menjadi halamaan gerak manusia. Semua mendorong alam dalam diri manusia.
Budaya manusia dapat menaklukkan alam, tetapi budaya juga dapat merusak alam. Alam dan budaya merupakan dua kutup yang saling memerlukan dan memberi ruang kehidupan bagi manusia. Budaya yang meluas dan meningkat seperti halnya yang terdapat pada ilmu, cenderung membudaya bahayakan manusia sendiri yang menciptakan. Ekspansi yang hebat dari teknik menghasilkan imperialism teknik mengancam budaya susila.
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal dan tenga kerja. Tambahan satu unit modal tenaga kerja akan mnambah kuantitas output produksi. Artinya bila sejumlah modal atau tenaga kerja dilibatkan dalam proses suatu produksi, akan dihasilkan tambahan hasil produksi sejumlah tertentu.
Kemiskinan merupakan ketidak mampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga akan mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya, kemiskinan merupakan bagian dari penyakit yang diberntas, namun upaya memberantas tidak selalu membawa hasil karena masalah memenag kompleks.
Kemiskinan juga berdasarkan faktor:
a.       Terbatasnya sumber daya alam
b.      Terbatasnya sumber daya manusia
c.       Terbatasnya barang modal
d.      Rendahnya produktivitas
e.       Rendahnya pendidikan
3.2 Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senantiasa membawa wawasan serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian.
Dengan penuh pengaharapan kepada ALLAH Swt. Semoga makalah ini bisa menjadi pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang lebih baik dan manfaat lagi guna bekal untuk kehidupan yang akan dating.
Saran dari isi makalah di atas yaitu
a.       Bahwasannya setiap umat manusia dapat memanfaatkan sumber daya yang telah ada walaupun jumlahnya terbatas
b.      Dapat mengelolah yang telah disediakan oleh alam dengan baik sehingga dapat bermanfaat bagi manusia di zaman sekarang hingga zaman nanti
c.       Selalu ingat kepada Allah dan berpegang teguh kepada Al-quran agar dapat memanfaatkan apa yang telah di berikan oleh sang pencipta agar tetap baik lagi
Dari pembahasan makalah diatas tentu masih terdapat kekilafan dan kekurangannya untuk itu saya meminta saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang