BUDAYA YANG MENDORONG KEMAJUAN DAN
YANG MENYEBABKAN KEMISKINAN
Makalah ini diajuhkan untuk memenuhi
Tugas Individu pada Mata Kuliah IAD, IBD, dan ISD
Disusun
Oleh:
1.
Khairunisa (12530043)
Dosen
Pembimbing
Sukirman.
S.Sos, M.Si
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi
Jurusan
: Jurnalistik B
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN
FATAH PALEMBANG
TAHUN
2012-2013
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongannya mungkin penyusunan tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca,
mahasiswa,mahasiswi dapat mengetahui tentang kekerasa terhadap perempuan, yang
penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang dating dari diri
penulis maupun yang dating dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “budaya yang mendorong
kemajuan dan yang menyebabkan kemiskinan”. Yang bertujuan agar penulis serta
mahasiswa dapat mengetahui betuk-bentuk budaya yang mendorong kemajuan dan yang
menyebabkan kemiskinan
Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada dosen
pembimbing yaitu Bapak Sukirman, S.Sos, M.Si yang telah memberikan penulis
tugas ini. Dan penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada orang tua yang
telah banyak membantu serta teman-teman di sekitar kami yang telah memberikan
dukungan agar agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca dan mahasiswa serta mahasiswi. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya.
Terimah kasih.
Palembang, 01 Januari 2013
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini dibuat sebagai tugas
akhir semester pertama untuk mata kuliah IAD, IBD, ISD yang diajarkan oleh Bapak Sukirman. S.os,
M.Si. sebagai dosen pembimbing.Makalah ini mengambil topik tentang Budaya yang mendorong kemajuan dan yang
menyebabkan kemiskinan yang akhir – akhir ini semakin marak kasusnya baik
di dalam maupun luar negeri. Perbincangan yang hangat tentang Budaya yang mendorong kemajuan dan
yang menyebabkan kemiskinan.
Dalam budaya manusia manusia
tidak hanya menerima saja namun ia tetap mengembangkannya dan mengubahnya lebih
lanjut. Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mampu
menyeret manusia ke dalam jurang kemiskinan, budaya merupakan bahaya bagi
manusia sendiri, peradaban, pabrik berap, udara yang penuh sunyi, kota yang
kotor, kadang-kadang orang mengiring bahwa semakin maju berbudaya, semakin
banyak dosa yang dibuat, sebaliknya semakin primitife budaya itu, semakin suci
Budaya yang masuk ke dalam
wilayah manusia, selalu menyebabkan dunia menjadi manusiawi, yang akibatnya
mengelolah tanah, membangun rumah dan sebagainya semua akan mendorong manusia
untuk menbuat jarak dengan alam berarti mencaplok alam diri manusia.
Dan hal itu dapat menyebabkan
kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal, sepanjang sejarah inonesia sebagai
ntion state, sejarah sebuah Negara yang salah memandang dan mengurus
kemiskinan. Kita selalu dibuat tertegun, prihati, dan sekaligus mengelus dada,
saat membaca atau mendengar berita di berbagai media massa tentang kemiskinan
di Indonesia. Bagaimana tidak, setiap tahunnya angka kemiskinan selalu menjadi
kenyataan pahit dan yang menyedihkan.
Kemiskinan kemudian lebih sering
digunakan untuk sekedar mendongrak popularitas. Data kemiskinan dipolisoter dan
“diplintir” untuk menaikkkan pamor menjelang pemilu umum (pemilu) dan pemilihan
presiden (pilpres), sementara rakyat yang berkubang dalam lumpur kemiskinan
tetap saja sebagai penderita atau korban. Rakyat persisi sama dengan apa yang
diutarakan oleh tokoh bangsa terkenal.
Sultan Syahrir.
“aku cinta negeri ini dan orang-orangnya…
terutama barangkali karena mereka selalu kukenal sebagai penderita, sebagai
orang yang kalah. Jadi biasa saja, simpati kepada underdogs, orang-orang yang
ditindas”.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Budaya sebagai sarana kemajuan dan
sebagai ancaman bagi manusia
b.
Apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan
c.
Apa yang menyebabkan terjadunya
produktivitas
1.3 Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
a.
Memenuhi salah salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing pada mata kulia IAD, IBD, dAn ISD
b.
Menambah pengetahuan tentang budaya sebagai
sarana kemajuan dan sebgai ancaman bagi mnusia
c.
Untuk mengetahui hal yang menyebabkan
kemiskinan, pengertian kemiskinan, hal yang mendorong terjadinya kemiskinan
d.
Untuk mengetahui apa yang menyebabkan
terjadinya produktivitas
e.
Untuk mengetahui faktor yang menimbulkan
terjadinya kemiskinan seperti:
a. Terbatsnya
sumber daya alam
b. Terbatasnya
sumber daya manusia
c. Terbatsnya
barang modal
d. Rendahnya
produktivitas rendahnya pendidikan
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1
Budaya
Sebagai Sarana Kemajuan dan Sebagai Ancaman Manusia
Pada abad ke-19 Filfus Hegel membahas budaya sebagai
keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam budaya manusia tak menerima
begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dan
mengembangkannya lebih lanjut. Dengan berbuat demikian, akan terjadi jurang
antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau
ketersaingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus-menerus.
Van
Peursen berusaha menjelaskan hal yang tampak serba bertegangan itu. Ia berkata
“Dengan mengembagkan alam manusia memasukkan alam ke dalam dirinya sendiri”.
Hal ini hanyalah dimungkinkan apabila ia sadar bahwa dirinya berbeda di luar
alam. Karena mannusia tidak secara otomatis menyangkutkan diri dengan alam (tetapi
melalui berbagai sasaran), ia pun berbudaya. Dengan demikian, mnusia mampu
membuat ketegangan dengan alam dan dari ketegangan itu meletup api budaya.
Budaya masukkan dunia ke dalam wilayah manusiia,
lalu menyebabkan dunia menjadi manusiawi. Akibatnya, manusia mengelolah tanah,
membangun rumah dan kuil. Mempelajari gerakan bintang dan ederan musim.
Singkatnya dunia menjadi halamaan gerak manusia. Semua mendorong alam dalam
diri manusia.
Dalam pengalaman sejarah manusia, dikenal pula
gekala-gejala budaya. Manusia mendambakn kehidupan bagsa primitive yang penuh
dengan ritus, adat, dan hiasan. Manusia mulai jemudengan budaya yang serba
emlelahkan dan ingin nikmati secara alami. Sekalipun bagsa primitive juga
memiliki budaya, hal itu tidak begitu rumit dan melelahkan manusia.
Kadang-kadang orang mengira bahwa semakin maju budayanya. Semakin banyak dosa
yang di buat. Dan sebaliknya. Semakin primitive budaya itu, semakin suci.
Rousseau mengajak manusia kembali pada alam. (1750).
Karena alam merupakan sesuatu yang ideal yang harus semakin didekati daan
dicapai oleh manusia.
Dalam dunia moderan, bermunculan kecenderungan
manusia (misalnya, kaum hippies dan kaum ala Rendra) untuk melarikan diri dari
budaya dan kembali ke alam. Sehubungan itu. Klages (1930) menulis, budayaa
meerupakan bahayaa bagi manusia sendiri. Peradaban, pabrik bersap, udara yang
penuh bunyi, kota yang kotor, hutan yang semakin gundul, kediktatoran akal, dan
budi yang tamak merupakan akibat dari budaya menurut Klages. Budaya itu
menguasai, menyalahgunakan, menjajah, dan mematikan. Kekuatan budaya dapat
dilihat dimana-mana. Klage juga menyimpulkan bahwa manusia memang tak dapat
hidup tanpa budaya yang memuat ancaman bagi dirinya sendiri, sedangkan hidup
secara alami yang penuh dengan berbagai jeis mistik hanya dapat diperoleh di
luar bidang keberadaannya sebagai manusia.
Apa yang dikatakan leh Klages dan beberapa filosof
lain memang ada benarnya. Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang
mengancam dam mampu menyeret manusia ke dalam jurang kerusakan. Sehubungan
dengan itu. Freud dalam brosurnya berjudul Das
Unbehage In Derkultur (derita di
dalam budaya) menjelaskan bahwa budaya dapat bersifat neurotis. Dalam brosurnya
yang lain. Die Zukunft Einer Illussion (masa
depan suatu ilusi) ia menerangkan bahwa sumber budaya terdiri atas nafsu birahi
(eros) dan kedaruratan atau situasi kepepet. Yang pertama mendorongnya untuk
bermasyarakat dan yang kedua mendorongnya untuk bekerja.
Freud menunjukkan bahwa segala usaha budaya manusia
itu merugikan, karena menurut pandangannya yang vitalitas itu manusia adalah
homo natura yang sudah selayaknya mencari kebahagiaannya di dalam alam dunia
dan berharap akan bertemu dengan Tuhan.
A. Budaya
Membutuhkan Etika
Menurut Calvin, di dalam alam maupun budaya
tersembunyilah bahaya, dalam menelaah alam dan budaya, manusia menentukan unsur
dosa melihat di dalamnya. Sambil hidup di dalam budaya manusia pun mengambil
jarak dari budaya tersebut. Inilah yang dalam bahasa jerman disebut
Innerweltlinche Askese (betapa dalam dunia). Dengan demikian, seorang, seorang
Calvin yang mengenal dan menjalani akses, tak menarik diri alam dunia. Calvin
sendiri masih mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi
penanganannya harus dilakukan dengan cara sederhana saja.
Sehubungan dengan itu, Hoender menyimpulkan bahwa
budaya itu bagaimanapun merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai
hal yang berharga harus dijahui. Budaya harus kita dekati, tetapi jika kita
gegabah memandangnya, hal itu akan mengancam kelestarian kita ssendiri. Budaya
di samping membawa kemuliaan, juga membawa laknat.
Budaya manusia dapat menaklukkan alam, tetapi budaya
juga dapat merusak alam. Alam dan budaya merupakan dua kutup yang saling
memerlukan dan memberi ruang kehidupan bagi manusia. Budaya yang meluas dan
meningkat seperti halnya yang terdapat pada ilmu, cenderung membudaya bahayakan
manusia sendiri yang menciptakan. Ekspansi yang hebat dari teknik menghasilkan
imperialism teknik mengancam budaya susila. Contohnya, perkakas yang semula
merupakan perpanjang tangann manusia, kemudian menyebabkan manusia masalah
cenderung menjadi perpanjang perkakasnya, sehingga budaya dengan jitu
imengancam manusia.
Hoenderdaal menunjukkan bahwa di masa sekarang kita
dapat menghayati dua jenis ketidak manusiawian itu sekaligus. Seorang manusia
dengan tata kerja robot dapat sekaligus hidup secara teknik dan etis pula.
Untuk berkembangnya ruang hidup yang manusiawi, tak dapat ditempuh jalan yang
mengagungkan budayawi saja ataupun yang alam saja, kedua-duanya harus ditempuh
bersama, yakni alam dan budaya di mana budaya itu sendiri tak boleh ditempuh
dengan teknik, tetapi harus dihayati dalam cakupan ilmu, etika, dan seni.
Sehubungan dengan itu, filosof Perancis Albert
Schweizer pernah mengatakan bahwa mengembangkan budaya tanpa etika pasti
membawa kehancuran. Oleh sebab itu, dianjurkannya agar kita memperjuangkan
mati-matian unsure etika di dalam mendasari budaya.
2.2
Produktivitas
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk
meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal dan tenga
kerja. Tambahan satu unit modal tenaga kerja akan mnambah kuantitas output
produksi. Artinya bila sejumlah modal atau tenaga kerja dilibatkan dalam proses
suatu produksi, akan dihasilkan tambahan hasil produksi sejumlah tertentu.
Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, semakin
menungkat pula produksi. Hanya saja apabila penggunaan tenaga kerja telah
mencapai puncaknya. Dalam arti penambahan tenaga kerja sudah tidak efektif
lagi. (walaupun ada tambahan tenaga kerja tetapi tidak mempengaruhi terhadap
tambahan produksi), diperlukan penambahan modal.
Begi pula sebaliknya sejumlah modal hanya dikerjakan
oleh tenaga kerja di bawah batas yang diperlukan, sehingga modal itu belum
berproduksi sesuai dengan kapasitasnya. Jadi, ada keterkaitan antara modal dan
tenaga kerja sebagai factor-faktor produksi. Pemanfaatan tenaga kerja di sini
bukan sekedar dilihat dari segi kuantitasnya, tetapi harus dilihat dari
kualitasnya. Keahlian atau keterampilan tenaga kerja dalam memainkan barang
modal untuk menghasilkan produksi dapat menentukan output produksi. Untuk
memperoleh produktivitas yang optimal digunakan faktor-faktor produksi (modal,
sumberdaya manusia, dan alam) secara optimal pula, tanpa mengabaikan
pertimbangan antara faktor produksi itu. Apabila tidak dipergunakan sesuai
dengan kapasitasnya, modal akan mengurangi keuntungan Karena modal mengalami
penyusutan. Begitu juga sumber daya manusia apabila tidak dipergunakan akan
menimbulkan masalah-masalah sosial, di samping juga upah-aset yang tidak
produktif.
Produktivitas dapat dicapai apabila
tiap faktor produksi dapat berproduksi sesuai dengan kapasitasnya.
Untuk menaikkan produktivitas
barang modal adalah dengan mempergunakan teknologi modern, dan untuk
meningkatkan produktivitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan,
latihan serta alih teknologi. Banyak sekali sumber daya manusia yang tidak
produktif hanya karena mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Untuk itu
pendidikan dan latihan yang berorientasi pada perwujudannya manusia mndiri
sangat diperlukan.
2.3 Kemiskinan
Kemiskinan
sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok,
seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan sebagainya. Dengan perkataan
lain, kemiskinan merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga ia
mengalami kesesahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah
hidupnya (siswanto, 1988) kemiskinan bagaikan penyakit yang diberantas. Namun
upaya memberantas tidak selalu membawa hasil karena masalah memang kompleks.
Chambers dalam Nasikum, mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu
integrade concept yang memiliki lima dimensi yaitu:
1.
Kemiskinan (poverty)
2.
Ketidakberdayaan (powerless)
3.
Kerentanan menghadapi situasi darurat
(state of emergency)
4.
Ketergantungan (dependence)
5.
Dan ketersaingan (isolation)
Menurut Chambers, kemiskinan dapat
dibagi menjadi empat bentuk:
1.
Kemiskinan Absolut
Bila
pendapatnya di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup memenuhi pangan,
sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup
dan bekerja.
2.
Kemiskinan Relatif
Kondisi
miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh
masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.
3.
Kemiiskinan Kultural
Mengacu
pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor
budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas,
pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar.
4.
Kemiskinan Struktural
Situasi miskin
yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam
suatu system sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan
kemiskinan, tetapi kerap menyebabkan suburnya kemiskinan
Menurut Salim, ciri-ciri kemiskinan
adalah;
1.
Rata-rata tidak mempunyai faktor produsi
sendiri seperti tanah, modal, peralatan kerja, dan keterampilan.
2.
Mempunyai tingkat pendidikan yang rendah
3.
Kebanyakan bekerja atau berusaha sendiri
dan bersifat usaha kecil (sector informal), setengah menganggur atau menganggur
(tidak bekerja).
4.
Kebanyakan berada di perdesaan atau
daerah tertentu perkotaan (slum area)
5.
Kurang kesemopatan untuk memperoleh
9dalam jumlah yang cukup): bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, fasilitas
kesehatan, air minum, pendidikan, angkutan, fasilitas, komunikasi, dan
kesejahteraan sosial lainnya.
Untuk mangatasi kemiskinan, paling
tidak harus dilihat dari konteks masalahnya. Kemiskinan timbul dari berbagai
faktor yang tiap faktornya memerlukan penaganan khusus.
A. Terbatasnya
Sumber Daya Alam
Sumber daya alam pada hakikatnya adalah karunia Tuhan. Sumber daya alam
adalah semua benda yang merupakan hadiah alam, baik yang ada di permukaan tanah
atau yang tersimpan di dalamnya untuk dipergunakan dalam proses produksi
(Soelistio 1948)
Sumber daya alam bukanlah pilihan atau buatan manusia tetapi sudah
tersedia di bumi. Dan manusia dapat mengambil manfaat darinya. Tanah yang subur
atau kaya bahan tambangnya, misalnya bukanlah dibuat atas kehendak manusia.
Kalau sumber daya alami ini buatlah seseorang atau bangsa, tentu Negara yang
miskin sumber daya alam akan berusaha untuk membuatnya. Sumber daya ala mini
merupakan salah satu ukuran kekeyaan suatu bangsa atau Negara. Walaupun begitu
bukan berarti bahwa bangsa atau Negara yang menyimpan banyak sumber daya alam
akan menjadi makmur. Tentu tidak, hal ini masih memerlukan pengelolahan yang
baik. Pengelolahan yang kurang baik, selain tdak dapat memberikan manfaat yang
optimal, juga tidak dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi
berikutnya.
Sumber daya ala mini, ada yang dapat diperbaruhi seperti kekeyaan hutan
yang berupa flora dan faunanya, dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaruhi seperti minyak bumi, emas, nikel, baja, dan sebagainya. Sehingga
untuk kelestarian sumber daya alam ini perlu adanya konservasi dan aturan untuk
mengelolah sumber daya alam ini
Pengelolahan yang baik akan memberikan kemakmuran, sedangkan kemakmuran
merupakan ukuran tingkat kesejahteraan suatu bagsa.
B.
Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Bahwa sumber daya alam tidak dengan sendirinya
menjadi sediaan yang berlangsung bermanfaat untuk menutupi kebutuhan hidup
manusia. Banyak sumber daya alam yang memerlukan pengelolahan. Tentu dalam hal
ini manusia sebagai subjeknya harus mampu mengelolahnya. Sumber daya alam yang
tidak pernah dijamah oleh manusia, selamanya tidak akan pernah member manfaat.
Kelangkaan sumber daya manusia ini pada suatu daerah atau Negara menyebabkan
sumber daya alamnya tidak dapat dikelolah dengan sempurnah.
Di daerah atau Negara yang sumber daya manusianya
sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia tetap tidak menikmati sumber daya
alam itu. Sebagai contoh, daerah jawa yang tanahnya subur dan kayak an sumber
daya alam, tidak dapat menberikan manfaat yang optimal karena belum dikelolah
dengan baik. Untuk mengelolah sumber daya alam itu, diperlukan tenaga manusia
maka dengan transmigrasi sumber daya alam itu dapat dikelolah dan dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
C. Terbatasnya
Barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa
tidak tepat berbuat banyak. Kalupun suatu Negara cukup kaya sumber daya alam
dan cukup tersedia sumber daya manusia, tetapi apabila tidak mempunyai barang
modal, kekayaannya itu belum bisa diambil menfaatnya. Karena barang modal
merupakan alat untuk mengelolah kekeyaan yang dimiliki. Bagaimana sumber daya
manusianya dapat berbuat kalau alamnya tidak ada? Barang modal sebagai faktor
produksi harus ada di samping sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Hilangnya salah satu dari ketiganya komponen itu menyebabkan tidak berjalannya
produksi.
D. Rendahnya
Produktivitas
Kemiskinan suatu Negara dapat disebabkan oleh
rendahnya produktivitas sumber daya manusia dan barang modal. Sumber daya
manusia yang dimilikinya tidak mampu banyak berbuat untuk mengejar
ketinggalannya dari Negara maju, karena memang produktivitasn nya sangat
rendah. Begitu juga kondisi barang modal yang dimiliki sangat sederhana
sehingga produktivitas sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah,
tentu sulit untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan rakyatnya, sehingga ia selalu
berada dalam kekurangan. Agar sumber daya alam itu tidak musnah seperti bahan
tambang yang tidak diperbaruhi, penggunaannya diatur pada batas-batas tertentu
agar tidak habis dalam waktu yang relative singkat. Adapun sumber daya alam
yang dapat diperbaruhi harus tetap dijaga kelestariannya, misalnya dengan
mengadakan reboisasi dan konservasi. Peladang yang berpindah-pindah yang
menebangi hutan sangat merugikan dari segi konservasi lahan karena dapat
menyebabkan erosi, banjir harus ditekan dengan kemungkinan mereka pada tempat
yang tetap.
Bintang atau tumbuh-tumbuhan yang sudah mulai langka
dipayakan untuk dikonservasikan di cagar alam atau suaka alam. Upaya ini
dimaksudkan untuk menjaga ekosistem dan memelihara kelestarian spesies dan gen
yang pada masa mendatang sangat diperlukan. Punahnya satu kelompok, baik itu
dari bintang atau tumbuh-tumbuhan mengakibatkan rusaknya ekosistem yang pada
gilirannya dapat merugikan kehidupan manusia masa dating.
Di samping itu dengan kemajuan bioteknologi
tumbuh-tumbuhan maupun bintan ng
diharapkan dapat menyumbangkan gen-gennya bagi keperluan rekayasa genetika.
Dari gen tersebut, diupayakan pengembangkan sumber daya alam yang lebih unggul
dibandingkan induknya, baik melalui pengembangandari jenis yang sama maupun
dengan cara silang (pengembangan gen dari jenis berbeda).
E. Rendahnya
Pendidikan
Seringkali kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan
tingkat pendidikan rakyat. Di negara maju tingkat pendidikan rakyatnya cukup
tinggi, sebaliknya di Negara miskin tingkat pendidikan rakyatnya sangat rendah.
Itulah sebabnya, sumber daya manusianya tidak mempunyai keahlian atau
keterampilan yang cukup berperan dalam pembangunan bangsanya. Usaha untuk
meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya teratur dengan belum
tersedianya sarana dan dana. Sebaliknya, kalau tidak diusahakan peningkat katan
keterampilan atau kecakapan rakyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah
tersedia tenaga-tenaga terampil dan berkemampuan untuk menggerakkan bangsa dan
negarannya.
BAB 111
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa Budaya masukkan dunia ke dalam wilayah manusia, lalu menyebabkan dunia
menjadi manusiawi. Akibatnya, manusia mengelolah tanah, membangun rumah dan
kuil. Mempelajari gerakan bintang dan ederan musim. Singkatnya dunia menjadi
halamaan gerak manusia. Semua mendorong alam dalam diri manusia.
Budaya manusia dapat menaklukkan alam,
tetapi budaya juga dapat merusak alam. Alam dan budaya merupakan dua kutup yang
saling memerlukan dan memberi ruang kehidupan bagi manusia. Budaya yang meluas
dan meningkat seperti halnya yang terdapat pada ilmu, cenderung membudaya
bahayakan manusia sendiri yang menciptakan. Ekspansi yang hebat dari teknik
menghasilkan imperialism teknik mengancam budaya susila.
Kemajuan teknologi merupakan salah satu
sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal
dan tenga kerja. Tambahan satu unit modal tenaga kerja akan mnambah kuantitas
output produksi. Artinya bila sejumlah modal atau tenaga kerja dilibatkan dalam
proses suatu produksi, akan dihasilkan tambahan hasil produksi sejumlah
tertentu.
Kemiskinan merupakan ketidak mampuan
memenuhi kebutuhan pokok sehingga akan mengalami keresahan, kesengsaraan atau
kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya, kemiskinan merupakan bagian dari
penyakit yang diberntas, namun upaya memberantas tidak selalu membawa hasil
karena masalah memenag kompleks.
Kemiskinan juga berdasarkan faktor:
a. Terbatasnya
sumber daya alam
b. Terbatasnya
sumber daya manusia
c. Terbatasnya
barang modal
d. Rendahnya
produktivitas
e. Rendahnya
pendidikan
3.2 Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini
senantiasa membawa wawasan serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi
motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian.
Dengan penuh pengaharapan kepada ALLAH
Swt. Semoga makalah ini bisa menjadi pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang
lebih baik dan manfaat lagi guna bekal untuk kehidupan yang akan dating.
Saran dari isi makalah di atas yaitu
a. Bahwasannya
setiap umat manusia dapat memanfaatkan sumber daya yang telah ada walaupun
jumlahnya terbatas
b. Dapat
mengelolah yang telah disediakan oleh alam dengan baik sehingga dapat
bermanfaat bagi manusia di zaman sekarang hingga zaman nanti
c. Selalu
ingat kepada Allah dan berpegang teguh kepada Al-quran agar dapat memanfaatkan
apa yang telah di berikan oleh sang pencipta agar tetap baik lagi
Dari pembahasan makalah diatas
tentu masih terdapat kekilafan dan kekurangannya untuk itu saya meminta saran
dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang