Senin, 15 Oktober 2012

BURUKNYA BUDAYA PACARAN DI KALANGAN REMAJA


                   Miris memang melihatnya Bagaimana tidak, di tempat keramaian di waktu sore pada pukul 15.00 wib tanggal 10 Oktober 2012 saya dan teman-teman ingin menikmati suasana jakabaring center dan sekedar ingin berfoto-foto alhasil yang kami dapatkan adalah banyaknya para pemuda dan pemudi yang berpacaran di muka umum dengan melakukan hal-hal yang tidak wajar  dan tidak enak untuk dilihat seperti berpelukan,berpegangan tangan,bahkan hal lain sebagainya, seharusnya kami dapat menikmati indahnya jakabaring center  tetapi kami malah di sibukkan dengan melihat yang tidak layak untuk dilihat, begitujuga pada saat di trans musi atau juga dikenal dengan sebutan TM mahasiswa dan mahasiswi melakukan hal yang tidak enak untuk di lihat yaitu berpelukan.
                Dating, courtsip , atau lebih dikenal dengan istilah pacaran merupakan hal yang normal dialami pada masa remaja. Sebagian besar remaja dipastikan akan mengalami fase dimana mereka akan membina hubungan cinta dengan lawan jenisnya. Beberapa orang bahkan akan mengalami hubungan pacaran lebih dari satu kali. Pacaran dapat diartikan sebagai hubungan antara dua individu yang membuat kesepakatan bersama yang terdiri dari komitmen,intimacy, passion , hubungan pacaran merupakan dasar dari perjalanan menuju jenjang pernikahan. Tujuan dari pacaran itu sendiri adalah untuk menemukan dan mencari pasangan yang benar-benar tepat untuk dirinya dan kelak akan menjadi pasangan hidupnya
                   Tetapi bedanya pada saat ini, buat sebagian para remaja pacaran itu sudah dianggap hal yang biasa atau sudah di anggap sebagai gaya hidup. Kalau nggak pacaran, dia sudah di anggap tidak gaul dan tidak laku.
                   Gaya tiap pasangan berbeda-beda untuk mengekspresikan rasa sayang dan rasa cinta mereka terhadap pasangan. Kebanyakan yang berani hanya mengungkapkan kata-kata sayang atau dengan istilah gombal,ada juga yang udah berani pegang-pegangan tangan. Bahkan ada yang lebih ekstrim nggak merasa segan yaitu dengan berpeluk-pelukan,lalu merambat lebih jauh dengan berciuman. Wajar saja kalau tindakan tadi dianggap udah kelewat wajar.
                      padahal masyarakat indonesia mempunyai adat istiadat. Hal ini terjadi karena budaya luar yang bersifat negatif sudah meradang di kalangan remaja misalnya saja menggunakan pakaian yang terbuka aurat, berpacaran yang bersifat ekstrim, dan sebagainya, hal ini bisa terjadi karena ketidak pedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar bahkan kurangnya pengawasan dan pendidikan orang tua terhadap anak-anak mereka sehingga mereka berani untuk berpacaran yang bersifat ekstrim.
                       Dari pendapat dari pendapat sebagian orang kalo pacaran zaman sekarang udah nggak wajar lagi. Apalagi banyak sekarang kejadian pacaran yang udah melewati batas wajar. “Menurut saya gaya berpacaran zaman sekarang tidak memikirkan dampak negatifnya yang hanya di pikirkan adalah kenikmatan sesaat mereka”,ujar Melly (18)  Mahasiswai IAIN jurusan Jurnalistik. berbeda dengan pendapat Nia Mahasiswi IAIN Jurusan jurnalistik berpendapat bahwa “ Gaya pacaran zaman sekarang terlalu melewati batas, masih kecil aja udah pegang-pegangan tangan lah,pelukan lah, yang pasti tidak sesuai norma agama dan adat istiadat, harusnya kan nggak perlu sampai lebay kayak gitu, kalau sampai terjadi apa-apa karena ulah pacarannya, mau bilang apa,? dan mau tanggung jawab?? Masih anak ingusan aja udah ngurusin rumah tangga, malah menurut saya orang pacaran karena saling cinta itu omong kosong terutama yang masih sekolah dan masih anak ingusan. Intinya orang yang pacaran itu bukan saling cinta tapi nafsu semata” ungkap Nia jelas
                        Tetapi tidak semua pacaran itu bersifat negatif seperti juga yang di ungkapkan oleh Frescha Putri Andini (18) Mahasiswi IAIN Jurusan Ekonomi Islam (EKI) bahwa pacaran itu banyak juga kok yang bersifat positif seperti  pacaran dapat membantu kita dalam pelajaran, apalagi kalau pacar kita orang yang pintar, pacaran bisa buat saling menjaga satu sama lain, pacaran dapat memecahkan masalah, apalagi kalu dia orang yang penuh dengan solusi. Tetapi tergantung pribadi kita masing-masing mau melakukan budaya pacaran yang bersifat negatif atau positif” ungkap Frescha jelas.
                        Ada juga beberapa tips agar pacaran aman seperti:
1.    Jangan pernah berduan di tempat gelap, karena di tempat gelap dapat mengundang untuk berbuat hal-hal yang tidak baik
2.   Orang tua harus tahu siapa pacar kita dan asal usul dia, agar orang tua tidak khawatir ketika kita jalan bareng dengan dia
3.   Hindari kencan sampai larut malam, karena bukan hal yang baik kalau berkencan sampai larut malam
4.   Saling terbuka, mau berbagi satu sama lain dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus terang dengan perasaan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap menerima kritik dan kompromi.
5.   Hindari untuk selalu berduaan , karena pacaran menjadi celah Iblis untuk mempengaruhi kita berbuat dosa, cela sedit apapun, akan membuat Iblis masuk untuk membuat kita berbuat dosa
         Tetapi semua itu tergantung pribadi kita masing-masing seperti halnya pepatah mengatakan: “Janganlah kamu menjadi serupah di dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan dirimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurnah”.
           Dari sini diharapkan bahwa Jadikanlah budaya pacaran yang bersifat positiif, agar dapat perlahan mengubah pola pikir para generasi muda dalam bertindak, walau kita tahu di zaman serba moderen ini banyaknya budaya luar yang bersifat negatif dan positif, jadi ambilah budaya luar yang bersifat positif dan tetap teguh pada budaya kita sendiri agar menjadi pemuda yang punya pemahaman akan budaya luar dan budaya bangsa sendiri, serta peduli terhadap kehidupan dan  menghasilkan jiwa muda yang bermutu.


*NISA*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar